Sore sahabat blogger , melihat rame nya isu-isu yang ada akhir-akhir ini , kalau kita prhatikan lebih jauh sepertinya yang berantem di media umum lebih rame daripada di kehidupan nyata. Di kehidupan aktual kalau kau bertemu dengan yang tidak sepaham biasanya tidak hingga menjadikan keributan , paling diem-diem saja. Akan tetapi kalau di dunia internet menyerupai di media umum , keributannya sangat heboh sekali , banyak sekali bahasa kata-kata kotor pun kerap di lontarkan bahkan bahaya sekalipun. Penomena ini bukan hanya terjadi di indonesia saja , di negara lain pun sama menyerupai ini.
Apa yang menyebabkan orang-orang lebih geram di media sosial? berikut akan di jabarkan alasan-alasannya:
1. Anonim
Anonimitas artinya tanpa identitas yang jelas. Saat seseorang mampu memperoleh identitas yang tidak terang , maka orang itu akan lebih bebas bicara atau mengembangkan apapun tanpa takut ketahuan. Mau berbuat garang atau menyebar fitnah pun orang tersebut sudah merasa kebal dan tidak bakal ada yang mencari. Sekarang sudah ada UU ITE , akan tetapi tidak semua orang pelaku penyebar fitnah dan provokasi mampu ditangkap. Apalagi kalau yang benar-benar modal dan tahu sedikit teknologi. Pihak kepolisian juga tidak akan ada waktu buat nangkap semuanya , dan kalau tertangkappun akan sangat sulit untuk pembuktiannya.
2. Pendukung yang juga Anonim
Karena sama-sama anonim , gampang bagi seseorang untuk mendukung orang yang menurutnya sepaham. Pihak sebelahpun melaksanakan hal yang sama. Kaprikornus semuanya bertarung dengan identitas yang sama-sama tidak terang untuk memperjuangkan gosip tertentu. Misalnya di lingkungan kantor , saya gotong royong dukung tokoh A , tapi sahabat satu kantor dukung tokoh B. Maka sulit bagi saya untuk mengekspresikan perbedaan alasannya yaitu takut dimusuhi. Akan tetapi di dunia maya atau media umum , saya mampu menggunakan identitas lain untuk mendukung si tokoh B. Bahkan di mediasosial saya mampu membuat grup atau komunitas untuk mendukung tokoh tersebut tanpa tertangkap tangan siapa saya sebenarnya/
3. jangkauan Luas dan Mudah
Media sosial mempunyai daya jangkau yang luas , tinggal klik retweet atau share , artikel fitnah atau provokasi mampu menjangkau ratusan orang. Bahkan kalau booming skala jangkaunya mampu ke tingkat nasional. Bandingkan kalau kita teriak-teriak demo , belum tentu juga ada yang mendengarkan. Kemudian juga menjadi alasan media umum menjadi ladang subur mengembangkan fitnah. Membuat dan mengembangkan artikel fitnah tidak perlu lewat editorial atau sensor. Sedangkan kalau kita mau mengungkapkan pedoman lewat artikel di koran dan majalah , prosesnya lama dan pastinya di edit.
4. Resikonya Kecil
Kaprikornus pahlawan di media umum resikonya mampu dibilang kecil. Tidak berantem beneran juga. Reputasi asli juga. Aman. Mungkin ini yang menjadi tawuran sudah tidak se ngetren di jaman 90an. Turun ke jalan bocor kepala kena batu. Maki-maki orang di internet mampu sambil kalem duduk di ruangan AC atau kafe tertentu. Paling juga kena banned , tetapi mampu bikin akun lagi. dan kalo tidak bodo-bodo amat , ya tidak bakalan di tangkap polisi (sekali lagi polisi kurang kerjan nangkepin yang share fitnah di whatsapp , facebook , twitter)
5. Biayanya murah , Bahkan mampu dapet uang
Biaya yang dikeluarkan untuk jadi seorang provokator di dunia maya mampu dikatakan murah. Modal quota saja sudah mampu memuaskan hasyrat mengembangkan fitnah atau memaki-maki kelompok tertentu. dan satu hal lagi yang agak-agak gimana gitu , kalau sobat punya reputasi yang baik sebagai pembuat konten fitnah dalam artian sobat punya pemberian dan follower yang banyak , mampu jadi ada kelompok orang tertentu yang akan bayar sobat untuk membuat konten sejenis.
Yang sebaiknya kita lakukan
Media sosial itu sama menyerupai benda-benda lainnya , media umum hanya sebagai alat. Memang mampu dipakai untuk menjadi ladang provokasi dan fitnah. Tetapi sebaiknya media umum juga mampu digunakan untuk mengembangkan hal-hal yang baik. Coba bayangkan kalau semua pengguna media umum mengembangkan hal yang baik , pasti ketika sobat buka facebook , kaskus , twitter , isinya semua positif , tidak ada yang namanya ribut-ribut
Tanggung jawab pengguna media umum ada di tangan kita masing-masing. Hati-hati jangan hingga alasannya yaitu 1 video atau 1 postingan yang tidak terang kebenarannya menjadi menghasut orang untuk melaksanakan perpecahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "5 Alasan Media Sosisal Menjadi Ladang Provokasi"